Saung Kampung Sawah ini tuh benar-benar hidden gem! Kalau bukan karena acara komunitas blogger yang saya ikuti, mungkin saya tidak akan tahu ada tempat makan seasri ini di Parung, Jawa Barat. Tidak yang begitu jauh dari Jakarta, karena banyak banget yang kerja di Jakarta dan punya rumah di daerah ini. Saya kira Parung hanya penuh dengan perumahan, eh ternyata ada tempat tersembunyi yang bikin fresh jiwa-raga.
Dari jalan utama, kita butuh berkendara ke dalam gang sekitar 1 km. Jalannya bagus, jadi tak masalah mau bawa motor atau mobil. Kalau teman-teman pernah melewati Pasar Parung, nah kira-kira gang masuknya tak terlalu jauh dari sana. Untuk lokasi pastinya, bisa membuka tautan berikut.
📍 Saung Kampung Sawah di Google Maps
Bukan hanya suasananya saja yang istimewa, tapi cerita di balik berdirinya Saung Kampung Sawah ini juga tak kalah menggugah hati. Saung Kampung Sawah merupakan salah satu lini yang dikembangkan oleh Yayasan Indah Berbagi atau disingkat dengan YIB. Yayasan yang fokus pada perwujudan aksi kemanusiaan dan di antaranya mengelola kampung ini untuk menjadi desa ekowisata yang ramah lingkungan. Pantas saja yang asri bukan cuma Saung Kampung Sawah-nya, namun juga daerah sekelilingnya.
Saung Kampung Sawah merupakan destinasi kuliner bernuansa pedesaan di Parung, Bogor, Jawa Barat, dengan fasilitas meeting room, wifi, penginapan berkonsep saung, dan event venue.
Baca juga: Nongkrong Santai Menikmati Saujana Hijau di Kopi Daong
2 hari 1 malam saya di sini, berhasil meninggalkan kesan yang begitu baik. Akan saya ceritakan satu per satu detailnya, ya. Mana tahu ada yang lagi berburu hidden gem dan mencari ketenangan. Saung Kampung Sawah dijamin jadi pilihan yang tepat!
Suasana Pedesaan yang Bikin Lupa Kesibukan Kota
Nyaris semuanya dibuat dari bambu-bambu dan kayu. Banyak sekali tanaman hijau yang ditanam agar asrinya makin kuat. Kolam-kolam ikan sengaja dibiarkan berdasar tanah, dipenuhi pula dengan ikan-ikan yang mencuatkan kepalanya mengambil udara. Matahari terbenam dan matahari terbit jadi momen "bengong" yang mahal sekali buat saya. Inginnya ya bengong saja tanpa memikirkan apa-apa dan melakukan apa pun.
Memang ya kalau sudah usia 30-an begini, bengong saja sudah cukup mengisi energi. Siapa yang sama? Tapi, saya juga ada ngobrol-ngobrolnya kok dengan teman sesama bloger. Ini pun tak kalah menyegarkan pikiran dan sukses memperbaiki mood. Pokoknya pulang-pulang, sudah siap menyambut Senin.
Bermalam di Penginapan Berkonsep Saung
Kalau saung untuk makan, terbuka saja seperti yang biasa kita lihat. Tapi, kalau saung untuk penginapan, lebih tertutup. Sudah dialasi dengan karpet dan kasur Palembang (saya tidak tahu istilah lain untuk kasur ini, hehe). Tirai-tirainya bisa ditutup dan dibuka. Di saung, saya tidur bertiga dengan dua teman. Tidak sempit dan masih ada space untuk menaruh tas atau barang bawaan.
Selain itu, kami semakin nyaman karena dipasang kipas angin, colokan, dan wifi. Meja rendah pun ditaruh untuk meletakkan barang-barang atau santapan bila ingin menghabiskan waktu di dalam saung. Diberikan pula Autan sasetan yang ditaruh di meja. Saya kira salah satu dari kami yang membawa, ternyata itu disediakan oleh Saung Kampung Sawah. Karena tidak ada nyamuk, tidak kami pakai deh.
Ajaib, ya. Saya menyangka bakal banyak nyamuk karena terbuka dan di bawah saung-saung ini full kolam ikan. Ternyata jentiknya sudah dimakan duluan sama ikan sebelum jadi nyamuk. Itu yang saya pikirkan bersama teman-teman.
Sepanjang malam tidak dingin seperti imajinasi saya, meski sempat hujan. Malah adem dan suhunya cocok untuk tidur. Hanya saja, kalau menginap di sini sebaiknya bawa bantal sendiri dan juga selimut. Tidak perlu yang tebal, soalnya saya cuma pakai sarung dan tidak kedinginan. Padahal saya sensitif sekali dengan dingin. Over all, saya senang mendapat pengalaman baru menginap di saung! Kapan lagi coba?
Untuk harga penginapan, bisa ditanya langsung atau DM ke akun Instagram @saungkampungsawah, ya.
Makanan yang Enak dan Ramah di Kantong
Mie nyemeknya mantap banget. Rasanya gurih, nyemeknya itu bukan yang terlalu lembek, dan ada pedas-pedas dari rawitnya. Untuk sarapan, saya kekenyangan menghabiskan karena porsinya lumayan. Untuk harganya yang cuma belasan ribu, ini oke sih. Apalagi ditemani camilan roti bakar yang dibakarnya tidak keras dan topping-nya enggak pelit, makin sempurna untuk menemani waktu santai atau kegiatan diskusi di sini. Tinggal pesan kopi, perfect!
Selain itu, menu yang ada di Saung Kampung Sawah masih banyak yang lain. Buat makan siang, makan malam, camilan, atau sekadar ingin minum saja, ada. Mulai dari nasi liwet dengan ayam/ikan bakar, sop iga, pecak ikan nila/mas, soto, dimsum, jamur crispy, seblak, pisang goreng, cah kangkung, sayur asem, serta aneka minuman dingin dan panas.
Bahkan ada juga yang paketan untuk sendiri atau rame-rame. Tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan. Untuk harganya, jangan khawatir kemahalan. Untuk paketan lengkap nasi liwet, ayam bakar, tahu/tempe, cah kangkung, dan lalapan, hatrganya Rp38.000. Paket yang rame-rame bisa untuk 15 orang, harganya Rp520.000. Dengan 30 ribuan, bisa makan sambil menikmati suasana desa dari saung-saung.
Warkop Boy dengan Live Music, Kami Puas Bernyanyi sampai Tengah Malam
Tentu kami juga memesan makanan dan minuman untuk camilan di sini. Karena bayarnya sekalian semua dan saya tidak tahu pasti apa yang dipesan teman-teman yang lain, yang membayar saja sampai kaget harganya cuma 50 ribuan untuk pesanan sebanyak itu. Minimal satu orang pasti ada pesan. Wah, pokoknya harga menu di sini benar-benar bikin sumringah.
Senangnya lagi, malah ini momen yang paling meriah di sepanjang acara, kami menyanyi dengan request lagu kepada mas-mas yang mengisi live music. Tak peduli suara cempreng, kami tetap menyanyi happy-happy. Sampai tengah malam, mentok sampai warkop mau tutup! Mic-nya banyak, jadi semua bisa kebagian sumbang suara.
Makasih banget untuk keseruan yang satu ini. Malam jadi makin hangat dan kami semua pun makin akrab. Itu karena seru-seruan nyanyi bersama.
Fasilitas Pendukung yang Oke
Mushala juga tersedia, saung-saung untuk berkumpul pastinya (yang paling luas dan ada layar untuk menampilkan bahan presentasi), wastafel di beberapa titik, serta Warkop Boy yang buka sampai tengah malam. Jadi kalau tiba-tiba lapar jam 10-an, masih bisa pesan makanan. Karena Saung Kampung Sawah sendiri sudah tutup sekitar jam 8 malam.
Baca juga: Makan Siang yang Bikin Tenang di Sangkan Hurip 3 Ciwidey
Terakhir yang sayang untuk tidak dibahas adalah cenderamata yang bisa dijadikan oleh-oleh sekembalinya dari Saung Kampung Sawah. Yang paling saya suka adalah produk daur ulang seperti tas, yang dibuat dari plastik bekas bungkus sabun cuci. Hasil jahitannya rapi dan warnanya menarik. Ini hasil kerajinan dari warga sekitar, lo.
Selain itu, ada juga beberapa usaha seperti fashion yang buka di toko seberang Saung Kampung Sawah. Tentunya ini semua masih menjadi lini Yayasan Indah Berbagi (YIB) yang sudah memiliki ratusan relawan dari yang muda hingga yang sudah berkeluarga.
![]() |
Ketika kami ditawarkan produk yang dijual di sini |
Kulineran dan menginap di Saung Kampung Sawah bukan hanya menyegarkan diri karena suasana pedesaannya, tapi secara tidak langsung juga meramaikan lini yang dikembangkan oleh YIB. Setidaknya ada sedikit kontribusi kita untuk mendukung programnya yang fokus membantu sesama.
Semoga bermanfaat dan selamat healing di Saung Kampung Sawah. Ini benar-benar hidden gem!
Post a Comment