Pantai Padang atau yang juga sering disebut dengan Tapi Lauik (Taplau) oleh warga lokal, merupakan tempat wisata paling hits sekaligus landmark-nya Kota Padang. Bukan hanya untuk wisatawan dari luar daerah, tapi juga bagi masyarakat dalam kota. Sore hari adalah waktu paling pas untuk menikmati pemandangan laut di sini. Tak heran kalau di waktu tersebut, Pantai Padang sangat ramai pengunjung.
Setiap kali saya pulang kampung, ke Taplau pasti selalu menjadi agenda. Pagi-pagi khusus waktu mengajak anak-anak bermain ombak dan pasir karena masih sepi, sedangkan sore hari, saatnya nongkrong sambil ngobrol dan makan camilan.
Baca juga: Puas Makan Ketan Durian di Pasar Durian Ganting Padang
Nah, di tulisan ini, saya akan membahas khusus yang di sore harinya. Apa saja sih yang bisa dilakukan di Pantai Padang dan makanan apa yang direkomendasikan untuk dibeli? Baca sampai habis, ya. Mana tahu bisa menjadi referensi bila teman-teman berkesempatan mengunjungi ibukota provinsi Sumatera Barat ini.
Duduk di Bawah Payung Warna-Warni
Pedagang yang sudah menyediakan tempat duduk berpayung ini memiliki area masing-masing. Meski bersebelahan, ada batasnya dengan area pedagang sebelah. Bisa dilihat saja dari pintu masuk di mana biasanya ada gerobak dan nama tempatnya. Selurus ke arah pantai, berarti itu area pedagang tersebut. Maka jangan melipir terlalu jauh ke samping-sampingnya karena itu sudah beda pedagang.
Nyaman duduk di kursi plastik |
Lebih baik ke Pantai Padang setelah salat Ashar. Jangan terlalu sore biar lebih bebas memilih tempat duduk dan parkiran di sisi jalan tidak penuh. Kalau terlalu sore dan mendekati mata hari terbenam, akan sangat ramai. Apalagi di akhir pekan.
Tambahan saran, bila matahari tidak terlalu panas, pilihlah payung yang lebih dekat dengan bibir pantai agar puas menikmati pemandangan dan tidak banyak orang yang berlalu lalang. Kalau ingin sekalian membiarkan anak bermain ombak, pilih tempat yang tidak terhalang bebatuan pemecah ombak.
Rekomendasi Kuliner yang Wajib Dicoba
- Karupuak Leak
Salah satu kuliner khas Minang yang paling saya suka. Saking sukanya, dulu saya sering membuatnya sendiri di rumah. Setelah merantau saja sudah tak pernah bikin. Jadi, karupuak leak ini adalah kerupuk singkomg atau kerupuk kuning yang disiram dengan kuah sate padang dan kuah merah. Tambahannya, ditaruh bihun di atas kerupuk. Makanya, kalau makan ini bisa kenyang karena ada bihunnya tersebut.
Rasanya jelas enak dan unik. Tidak akan mudah dijumpai di daerah lain. Kriuk kerupuk dicampur kuah sate yang berempah dan pedasnya kuah merah, serta dilengkapi dengan lembutnya bihun, sempurna di setiap gigitannya. Bukan berlebihan, tapi memang seenak itu di lidah saya. Sudah pasti ini menjadi pesanan saya yang utama kalau ke Pantai Padang sore-sore.
- Pensi dan Langkitang
Pensi merupakan kerang kecil dan langkitang adalah siput kecil. Baik pensi atau langkitang, keduanya dimasak dan disajikan dengan kuah gulai. Rasa rempahnya kuat seperti masakan Padang pada umumnya, dan lumayan pedas. Karena ukurannya yang kecil, ini cocok dijadikan camilan yang dapat dinikmati dengan santai.
Seperti kerang jenis lain, pensi sudah dalam kondisi terbuka ketika disajikan. Jadi tidak ada usaha lebih untuk memakannya. Tapi, langkitang berbeda. Mesti disedot agar daging di dalamnya bisa keluar. Saya saja butuh waktu untuk berlatih, makanya sekarang sudah biasa dan tahu teknik menyedotnya. Sayangnya, suami dan anak-anak sangat kesusahan dan selalu gagal. Akhirnya mereka menyerah, haha.
- Mie Rebus
Mie rebus kan biasa? Eits, tunggu dulu. Mie rebus yang dijual di Pantai Padang rasanya beda. Mie yang dipakai memang mie instan yang sering kita beli dan makan. Tapi, yang bikin enak adalah tambahan sambal merahnya yang banyak dan itu sangat memengaruhi rasa. Pengaruh yang bikin makin sedap. Kuahnya jadi lebih kental, pedas, dan berwarna kemerahan. Melihatnya saja sudah memancing selera. Makanya, saya juga tak melewatkan menu yang satu ini meski perut jadi kenyang maksimal setelah menghabiskannya.
- Soto Ceker
Rekomendasi adik saya. Katanya enak dan sudah menjadi menu andalan setiap kali ke Pantai Padang bersama teman-teman kuliahnya. Makanya saya coba juga. Yang paling enak di tempat yang namanya "Ni Des". Saya lupa penulisan lengkapnya bagaimana, yang jelas ada kata Des-nya. Entah Uni Des, Uni Desi, atau Soto Ceker Ni Des, saya benar-benar lupa. Pokoknya cari saja plang namanya di pinggir jalan yang mirip-mirip itu.
Sesuai namanya, soto ceker ini memang merupakan ceker ayam yang dimasak dengan kuah soto dan ditambah soun. Rasanya tentu saja gurih. Kalau teman-teman pernah mencoba soto Padang, nah, rasa gurihnya serupa. Diracik dengan sambal dan disantap selagi panas, ditambah sensasi makan cekernya, wah, bikin nagih.
- Cappuccino Cincau
Setelah makan yang gurih dan pedas, minuman yang manis dan dingin bisa menjadi pelengkap sempurna. Cappuccino cincau memang bukan menu yang asing. Tapi tetap saja ini menjadi yang paling enak buat saya untuk menemani sesi santai di Pantai Padang. Lagi-lagi sama seperti namanya, minuman ini menyeduh cappuccino instan yang ditambah dengan susu kental manis, lalu ditambahkan es batu dan parutan cincau hitam. Pas meminumnya dengan sedotan, cincaunya pasti ikutan tersedot dan mengunyah tekturnya yang kenyal menjadi sesuatu yang paling saya suka.
Sebenarnya bukan hanya itu menu yang dijual di Pantai Padang pas sore hingga malam hari. Masih banyak lagi yang lain. Seperti nasi goreng, jagung bakar, bakso bakar, kelapa muda, extra joss susu, kopi, dan yang lainnya. Harganya pun masih ramah di kantong, jadi tak perlu khawatir dengan harga yang mencekik. Biar lebih yakin, silakan tanya dulu harganya, Biasanya ada kok tertulis di buku menu yang diberikan ketika kita hendak memesan.
Main Layangan, Nostalgia Masa Kecil
Setelah memilih layangan, penjual akan mencoba menaikkan. Bila bisa terbang dengan imbang, baru diserahkan ke kita. Tapi kalau tidak imbang, akan diganti dengan yang lain. Bagus sih, biar pembeli tak merasa dirugikan.
Tak saya sangka, ternyata main layangan di pinggir pantai terasa menyenangkan. Dengan angin yang berembus cukup kencang, sangat membantu layangan untuk naik tanpa perlu berlari. Kan waktu kecil kalau main layangan begitu, mesti lari-lari supaya naik.
Senang saja rasanya karena bisa mengenalkan anak-anak dengan aktivitas bermain layangan yang belum tentu akan mereka lakukan di Jakarta. Jadi pengalaman yang tak saya lupakan juga karena seperti bernostalgia. Untung waktu kecil saya pernah main layangan, makanya bisa mengajarkan anak-anak.
Baca juga: Belut Garing dan Telur Barendo Super Kriuk di RM Pondok Goreng Baluik Ampang Cabang Payakumbuh
Selain layangan, banyak lagi permainan anak-anak yang menarik untuk dilakukan. Misalnya bermain pasir, ada pedagang yang menjual mainan pasirnya. Kemudian ada sewa mobil-mobilan dan yang menjual balon. Silakan pilih dengan keinginan anak masing-masing. Biar orang tua dan anak sama-sama happy saat mengunjungi Pantai Padang.
Satu lagi yang tak boleh terlewatkan adalah menantikan momen matahari terbenam. Bila cuaca cerah, tidak berawan, maka matahari akan terlihat bulat sempurna di cakrawala, yaitu garis pembatas antara laut dan langit yang biasa menjadi tujuan mata kita ketika berada di pantai. Perlahan akan terbenam dengan gurat sinar jingga yang juga perlahan memunculkan beragam siluet. Jangan lupa dokumentasikan karena memang sebagus itu!
Salah satu spot foto di Pantai Padang |
Kalau teman-teman ingin berjalan-jalan dan berburu foto, di Pantai Padang sudah banyak spot foto dengan latar belakang menarik. Seperti tulisan besar I 💗 Padang, Tugu Merpati Perdamaian, atau Gunung Padang. Saya turut senang karena Pantai Padang sudah dikelola dengan jauh lebih baik.
Selalu ingat, jangan buang sampah sembarangan. Sedih kan melihat pantai yang seharusnya bisa memberi ketenangan dengan suasana dan pemandangannya yang luar biasa, malah dirusak oleh sampah-sampah. Bahkan biota laut pun ikut merasakan dampaknya karena air pasang akan menyeret sampah itu ke tengah laut.
Semoga bermanfaat dan tulisan ini bisa menjadi referensi tujuan wisata saat teman-teman berkunjung ke Kota Padang, ya!
Post a Comment