Saya justru baru menikmati kemegahan masjid ini setelah bertahun merantau. Pembangunannya dimulai saat saya kuliah dan tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tapi hasilnya bukan main bikin bangga. Arsitekturnya kini menjadi incaran banyak wisatawan dan menjadi landmark kota Padang sebagai objek wisata religi. Pokoknya, kalau berkesempatan ke Padang, sempatkan melihatnya secara langsung, ya.
Juli 2024 kemarin saya pulang kampung dan melihat bahwa masjid yang berlokasi di Jalan Khatib Sulaiman ini, baru saja resmi berganti nama menjadi Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Beliau merupakan seorang tokoh yang menjadi imam besar Masjidil Haram asal Minang. Jadi, plang nama di depan masjidnya sudah diganti dengan baru. Bukan lagi Masjid Raya Sumatera Barat.
FYI, masjid kebanggaan ini menjadi salah satu masjid terbesar di Indonesia, lo! Dan yang terbesar di Sumatera barat dengan luas lahan mencapai 40.000 meter persegi, serta mampu menampung hingga 20.000 jemaah. Saat melihat area salatnya, memang luas banget. Beralas karpet merah yang tebal dan bersih. Walau saat itu belum mencoba salat karena belum mandi dan berpakaian seadanya (bangun tidur langsung berangkat, takut keburu terik), saya sempat sekali merasakan solat Ied di sini saat belum sepenuhnya merampungkan pembangunan. Dan itu seingat saya di lantai bawah. Tapi, sekarang area salatnya sudah di lantai dua.
Bagian dalam masjid |
Mimbar masjid |
Bangunannya pun dibuat tahan gempa hingga siap menghadapi kekuatan 10 Magnitudo. Soalnya, gempa sering terjadi di daerah pesisir ini dan pernah mengorbankan begitu banyak nyawa. Jadi, desian bangunannya bukan hanya indah dilihat, tapi juga mempertimbangkan kekokohan dan kemanan untuk menghadapi guncangan bumi. Ya, walau tak ada satu pun yang mengharapkan itu terjadi. Amit-amit, jangan sampai.
Desain Bagonjong Simetris dan Ukiran Kaligrafi yang Mengagumkan
Gonjong merupakan bentuk atap yang makin keujung makin lancip seperti tanduk. Menjadi ciri khas Rumah Gadang, rumah adat Sumatera Barat.
Semakin mengagumkan dengan ukiran besi bertuliskan kaligrafi yang mengelilingi bagian sisi atas masjid. Kaligrafinya bukan yang kecil, tapi sangat besar. Berbahan dasar besi (cmiiw), kemudian dicat, sehingga terlihat rapi dan luar biasa memesona. Setiap kali saya ke sini, ukiran kaligrafi berpola segitiga raksasa dan didominasi lafaz Allah inilah yang paling lama dipandang. Saya tak masalah berlama-lama menatap detailnya saking kagumnya.
Selain itu, menara yang tingginya juga tak kalah dari puncak gonjong, serta adanya tiang-tiang besar dan pagar besi di samping bangunan utama, juga menambah kesan kemegahan dan kekokohan. Kalau difoto dari bawah, saya yang tidak bisa memotret saja, serta dengan handphone zaman batu, bisa menghasilkan jepretan indah berlatar langit biru nan cerah. Tidak heran bila banyak fotografer yang berburu foto di sini. Masjidnya saja memang sekeren itu!
Sedikit saran, bila ingin mengambil foto masjid dari luar, mending datang pagi atau sore sekalian. Karena kalau siang hari, panasnya luar biasa. Saya saja tidak sanggup kalau sudah di atas jam 9 pagi. Cuaca Padang saat ini memang jauh lebih panas dari sepuluh tahun lalu. Bikin kulit perih dan sakit kepala.
Oiya, kalau mau mendokumentasikan kunjungan, juga bisa menggunakan jasa foto. Hasilnya langsung bisa diambil setelah beberapa menit. Biar ada kenang-kenangan untuk dipajang. Lumayan, kan?
Area Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang Luas
Kalau bawa anak-anak macam saya, jangan khawatir bakal bosan karena bisa diajak bermain bebas di taman dan playground-nya. Orang tua pun nyaman menunggu di taman-tamannya yang berumput hijau, diteduhi pohon, dan disediakan pula tempat-tempat duduk. Kedua anak saya malah sudah otomatis minta main kalau ke sini setiap pulang kampung. Soalnya dekat juga dari rumah. Bisa sekalian memperkenalkan lebih banyak mengenai kampung ibunya.
Setuju sih kalau Masjid Raya Sumatera Barat alias Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dijadikan sebagai tempat wisata religi. Wisatanya dapat, ibadahnya juga dapat. Kan bisa sekalian disempatkan salat saat tiba di rumah Allah nan megah ini.
Baca juga: Makan Ikan Bakar Sambil Menikmati Pantai Ketaping Di Rumah Makan Intan Aroma, Ada Playground-nya!
Satu lagi, papan nama masjid ada di luar pagar bagian depan. Tepatnya pas belokan lampu merah. Sudah dibuat menjadi spot foto, jadi jangan khawatir mesti ke tengah jalan untuk foto-foto.
Walau kemegahannya sudah terwakilkan lewat penjelasan dan dokumentasi yang saya sertakan, tapi tak ada yang menandingi ketika melihatnya dengan mata kepala sendiri. So, ditunggu di Padang ya, teman-teman!
Semoga bermanfaat.
Post a Comment