Ini pertama kalinya keluarga kami ke Anyer. Sudah berniat dari awal kalau makan siangnya di sekitar Anyer saja. Dilihat dari Google Maps, jalan menuju ke hotel yang kami pesan menyusuri pinggir pantai dengan jarak yang lumayan jauh. Terbayang akan menyantap makanan seafood, karena andalan pesisir pasti olahan hasil lautnya.
Cukup membingungkan mencari tempat makan yang sesuai kriteria. Biasanya, kalau enak, pasti ramai. Memang ada beberapa rumah makan seafood yang kami lalui. Tapi masih ragu untuk masuk, karena sepi sekali. Bahkan tak jarang yang tidak ada pelanggan satu pun, atau yang tutup. Wajar sih, kami ke sana hari Senin, bukan weekend.
Baca juga: Sushi dan Tempura Ramah Kantong di SHIGERU – Bintaro Plaza
Berkat yakin pasti ada satu atau dua rumah makan yang tetap ramai meski di hari kerja (biasanya yang laris pasti tetap ada pelanggan meski tak seramai di akhir pekan), akhirnya ketemu juga. Pondok Ikan Bakar BM 2, ada pengunjung dan tempatnya juga yang paling oke dari yang sudah kami lalui.
Cus, langsung menepi dan parkir. Perut terlalu lapar.
Tempat Luas, Rindang dan Nyaman
Bagian depan, area parkir luas dan banyak tanaman |
Ruang makan yang terbuka dan luas |
Tapi spot yang paling kami sukai justru lebih ke belakang lagi. Di sini khusus lesehan saja, dilengkapi dengan tikar kalau mau duduk dengan alas. Tetap luas dan lega karena di depannya tersedia lagi area parkir yang tak kalah luas. Menandakan kalau tempat makan ini memang siap menampung pengunjung yang jauh lebih banyak. Ada perosotan dan ayunan kecil juga di dekatnya. Kalau bawa anak, mesti memilih meja yang paling dekat dengan playground mini tersebut. Ada mushala dan toiletnya juga. Jadi bisa sekalian salat zuhur.
Lesehan di belakang, bersih dan disediakan tikar |
Parkir belakang yang tak kalah luas |
Ada playground kecil |
Tempat "bakar-bakar" yang terlihat |
Toilet dan mushala |
Oiya, hampir lupa. Di salah satu sisi bagian depan rumah makan, tersedia ruangan bebas asap rokok yang ber-AC dan tertutup. Rasanya cukup menarik untuk dijadikan pilihan bila tidak ingin terganggu dengan aktivitas merokok pelanggan lain. Cukup banyak juga meja di ruangan "no smoking" ini. Jadi pelanggan bisa memilih mau duduk di meja biasa, lesehan atau yang bebas asap rokok.
Ruang makan no smoking |
Ikan Kue Bakar Kecap (1kg) IDR 160K
Kalau bawa anak-anak, amannya memang ikan bakar yang tidak pedas sama sekali. Andalan di mana-mana dan selalu ada, ya bumbu kecap.
Pertama kali untuk saya, suami dan anak-anak makan ikan kue. Awalnya ingin gurame, karena biasa pesan ini. Tapi mas-mas pramusaji merekomendasikan ikan kue karena dagingnya yang tebal dan recommended di resto ini. Makanya kami manut saja. Tidak apa, sekalian mencoba yang baru.
Sudah diinfokan di awal kalau yang tersedia ikan kue ukuran 1 kg. Jadi pas terhidang di meja, memang besar sekali untuk kami yang sedikit. Tampak menggiurkan karena bakarannya merata dan tidak gosong berlebihan. Plus ada sambal yang menyertai.
Pas diambil pakai tangan, sedikit khawatir bakal amis karena ternyata dagingnya agak lunak, bukan seperti ikan tuna yang bertektur lebih padat. Tapi ternyata pas di makan, masyaAllah, seenak itu. Tidak amis sama sekali dan langsung lumer ketika dikunyah ringan. Juicy kalau bahasa di acara kompetisi masak yang saya tonton. Perasan jeruk nipis semakin menambah kesegaran, jadi jangan sampai kelupaan memanfaatkan potongan jeruk nipis yang disediakan ini ya.
Baca juga: Nikmati Makanan Thailand Di Thai Street - Gandaria City
Walaupun bernama bumbu kecap, rasa kecapnya tidak sekuat ikan bakar bumbu kecap yang pernah saya makan. Justru saya sangat menyukainya, karena kesegaran ikan yang pasti masih fresh inilah yang mendominasi rasa. Ada gurih alami ikan segar, bukan ditutupi bumbu-bumbu berlebihan.
But, kenikmatan itu masih setengahnya. Ketika dimakan bersamaan dengan sambalnya dan nasi hangat, wah, bikin ingin menyuap lagi dan lagi. Sambalnya itu lo, segar. Asam dari tomat dan cabai yang ditumbuk kasar. Ada sedikit manis juga. Pokoknya cocok menyatu dengan ikan yang bumbunya memang sengaja dibuat soft.
Habis lah oleh kita sekilo ikan berdaging tebal ini dalam sekali makan. Kepalanya sampai saya dan suami preteli sampai bersih. Tetap, enggak amis! Dijamin bakal balik ke sini lagi demi Si Ikan Kue.
Kerang Hijau Saus Padang
Secara tampilan sama saja dengan saus padang pada umumnya. Ditambah dengan potongan cabai merah besar dan bawang bombai. Cuma yang agak khas adalah rasa sausnya ini. Berbeda dari saus padang yang biasa saya santap. Lebih ke rasa saus asam manis, tapi ada pedasnya. Kekentalannya pas. Tidak mudah mencair meski kami telah selesai makan.
Cah Kangkung IDR 15K
Kembali saya dibuat semakin semangat makan karena sayurnya pun tetap tidak berlebihan soal bumbu. Terasa gurihnya, tapi tidak terlalu kuat. Porsinya cukup untuk makan saya dan suami. Pokoknya kalau makan ikan bakar, bagi saya, sayur yang paling cocok itu ya cah kangkung.
Satu Bakul Nasi IDR 24K
Es Kelapa Murni IDR 15K
Buko Pandan IDR 15K
Baca juga: Bersantap Sejuk Di Cimory Dairyland Mountain View - Puncak
Tempat membayar (kasir) |
Note:
- Bawa uang tunai karena saat kami membayar pakai kartu, alat pembayarannya sulit terkoneksi.
- Harga belum termasuk pajak 10%.
- Nota masih berbentuk manual.
Kalau ditanya apakah mau kembali makan lagi di sini, jelas mau. Malah saya tidak masalah dari Jakarta ke Anyer hanya untuk makan ikan kue bakar lagi di Pondok Ikan Bakar BM 2. Saya masih kurang tahu apakah ini salah satu cabang karena ada angka 2-nya. Tapi kalau ada cabang yang lainnya, dan masih di kawasan Anyer, saya tidak keberatan bila makan di cabang lain tersebut. Semoga saja suasana dan keleluasaan tempat makannya masih sama.
Atau ada yang tahu tempat makan olahan seafood enak lainnya di Anyer? Boleh di share di kolom komentar, ya. Biar saya bisa mencoba juga dan mengulasnya.
Semoga bermanfaat.
Post a Comment